73 GOLONGAN AGAMA ISLAM
“Akan ada segolongan umatku yang tetap
atas Kebenaran sampai Hari Kiamat dan mereka tetap atas Kebenaran itu.”
HR. Bukhari dan Muslim.
Rasulullah Saw lewat riwayat Jabir Ibnu Abdullah bersabda :
“ Akan ada generasi penerus dari umatku
yang akan memperjuangkan yang haq, kamu akan mengetahui mereka nanti
pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin Maryam akan datang, dan
orang-orang akan berkata, “Wahai Isa, pimpinlah jamaa’ah (sholat), ia
akan berkata, “Tidak, kamu memimpin satu sama lain, Allah memberikan
kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa tidak seorang pun akan memimpin
mereka kecuali Rasulullah SAW dan orang-orang mereka sendiri.”
Hadis tentang sejumlah 73 golongan yang terpecah dalam Islam
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71
atau 72 golongan, demikian juga orang-orang Nasrani, dan umatku akan
terbagi kedalam 73 golongan.” HR. Sunan Abu Daud.
Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan
khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Rasulullah
SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata,
'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk
neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah,
Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti
hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya
itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah)
maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” HR. Sunan Abu
Daud.
Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:"Yahudi
telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan 70
golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72
golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang
jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah belah
menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka."
Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau
menjawab: "Al Jamaah." HR Sunan Ibnu Majah.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang
Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah
kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu
Al-Jamaa’ah.”HR. Sunan Ibnu Majah.
“Bahwasannya bani Israel telah berfirqah
sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah,
semuanya akan masuk Neraka kecuali satu.” Sahabat-sahabat yang
mendengar ucapan ini bertanya: “Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?”
Nabi menjawab: ” Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai
peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Umatku
akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika
seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan,
seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah
menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan,
seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para
shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rasulullah Saw menjawab, “
Yang mengikutiku dan para shahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang
Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun
demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Demi
Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berpecah umatku
sebanyak 73 firqah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka.”
Bertanya para Sahabat: “Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya
Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jamaah.”
Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Ahlul
kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72
golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan,
seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu
Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa
nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu
tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang
kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak
bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” HR.Musnad Imam Ahmad.
Umat Islam terpecah menjadi 7 golongan besar yaitu:
1. Mu'tazilah, yaitu kaum
yang mengagungkan akal pikiran dan bersifat filosofis, aliran ini
dicetuskan oleh Washil bin Atho (700-750 M) salah seorang murid Hasan Al
Basri.
Mu’tazilah memiliki 5 ajaran utama, yakni :
Tauhid. Mereka berpendapat :
Sifat Allah ialah dzatNya itu sendiri.
al-Qur'an ialah makhluk.
Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah Ia.
Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia sesuai perbuatannya.
Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi
pahala pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang
jahat.
Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha yang
membuatnya berpisah dari gurunya, bahwa mukmin berdosa besar, statusnya
di antara mukmin dan kafir, yakni fasik.
Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan
yang tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.
Aliran Mu’tazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa
manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab
berdasarkan perbuatannya, sebab ia sendirilah yang menciptakannya.
Golongan Mu'tazilah pecah menjadi 20 golongan.
2. Syiah, yaitu kaum yang
mengagung-agungkan Sayyidina Ali Kw, mereka tidak mengakui khalifah
Rasyidin yang lain seperti Khlifah Sayyidina Abu Bakar, Sayidina Umar
dan Sayyidina Usman bahkan membencinya. Kaum ini di sulut oleh Abdullah
bin Saba, seorang pendeta yahudi dari Yaman yang masuk islam. Ketika ia
datang ke Madinah tidak mendapat perhatian dari khalifah dan umat islam
lainnya sehingga ia menjadi jengkel. Golongan Syiah pecah menjadi 22
golongan dan yang paling parah adalah Syi'ah Sabi'iyah.
3. Khawarij, yaitu kaum yang
sangat membenci Sayyidina Ali Kw, bahkan mereka mengkafirkannya. Salah
satu ajarannya Siapa orang yang melakukan dosa besar maka di anggap
kafir. Golongan Khawarij Pecah menjadi 20 golongan.
4. Murjiah.
Al-Murji’ah meyakini bahwa seorang mukmin cukup hanya mengucapkan
“Laailahaillallah” saja dan ini terbantah dengan pernyataan hadits bahwa
dia harus mencari dengan hal itu wajah Allah, dan orang yang mencari
tentunya melakukan segala sarananya dan konsekuensi-konsekuensi
pencariannya sehingga dia mendapatkan apa yang dia cari dan tidak cukup
hanya mengucapkan saja. Jadi menurut al-murji’ah bahwa cukup mengucapkan
“Laailahaillallah” dan setelah itu dia berbuat amal apa saja tidak akan
mempengaruhi keimanannya, maka ini jelas bertentangan dengan hadits
“dia mencari dengan itu wajah Allah”, maka ini adalah bentuk kesesatan
al-murji’ah.
Al-Mu’tazilah dan Al-Khawarij meyakini bahwa seorang yang melakukan
dosa-dosa besar kekal didalam api neraka, dan ini terbantah dengan sabda
Rasulullah “sesungguhnya Allah mengharamkan atas api neraka orang yang
mengucapkan Laailahaillallah”. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
bahwasanya pengharaman api neraka membakar orang-orang yang mengucapkan
“Laailahaillallah” itu ada dua, pertama pengharaman secara mutlak dan
ini bagi orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” dengan mendatangkan
seluruh syarat-syaratnya, konsekuensi-konsekuensinya dan
kandungan-kendungannya sehingga dia terlepas dari syirik besar, syirik
kecil dan perbuatan-perbuatan dosa besar, kalaupun dia terjatuh kepada
perbuatan dosa maka dia bertaubat dan tidak terus menerus diatasnya,
maka orang yang sempurna tauhidnya seperti ini diharamkan api neraka
untuk membakarnya secara mutlak, yakni dia tidak disentuh oleh api
neraka sama sekali. Kemudian yang kedua, yaitu pengharaman yang tidak
mutlak dan bersifat kurang, yang dimaksud yaitu pengharaman untuk kekal
didalam api neraka, ini bagi orang-orang yang kurang tauhidnya sehingga
dia terjatuh kedalam syirik kecil atau dosa-dosa besar yang dia terus
menerus didalamnya, maka orang yang demikian ini diharamkan atas api
neraka untuk membakarnya dalam jangka waktu yang kekal selama dia belum
mengugurkan tauhidnya ketika didunia. Oleh karena itu pendapat
al-mu’tazilah dan al-khawarij yang menyatakan bahwa pelaku dosa besar
kekal didalam api neraka, ini adalah pendapat yang bertentangan dengan
sunnah Rasulullah.
Tidak ada dzikir yang lebih utama didunia ini kecuali “Laailahaillallah”.
Salah satu sebab dikabulkannya doa adalah dengan menggunakan sifat Allah
dan nama-Nya, secara khusus memanggil Allah dengan uluhiyah-Nya,
meminta dan berdoa kepada Allah dengan menyebutkan rububiyah-Nya.
“Laailahaillallah” merupakan dzikir dan doa, disebut dengan doa karena
orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” mengharapkan ridha Allah dan
ingin sampai kepada surga-Nya.
Golongan Murjiah pecah menjadi 5 golongan.
5. Najariyah, Kaum yang
menyatakan perbuatan manusia adalah mahluk, yaitu dijadikan Tuhan dan
tidak percaya pada sifat Allah yang 20. Golongan Najariyah pecah menjadi
3 golongan.
6. Al Jabbariyah, Kaum yang
berpendapat bahwa seorang hamba adalah tidak berdaya apa-apa (terpaksa),
ia melakukan maksiyat semata-mata Allah yang melakukan. Golongan Al
Jabbariyah pecah menjadi 1 golongan.
7. Al Musyabbihah / Mujasimah,
kaum yang menserupakan pencipta yaitu Allah dengan manusia, misal
bertangan, berkaki, duduk di kursi. Golongan Al Musyabbihah / Mujasimah
pecah menjadi 1 golongan.
Dan satu golongan yang selamat adalah Ahli Sunah Wal Jama'ah.
Ahli Sunah wal Jama'ah.
1. Pengertian.
Secara etimologi Ahli adalah kelompok/keluarga/pengikut. Sunah adalah
perbuatan-perbuatan Rasulullah yang diperagakan beliau untuk menjelaskan
hukum-hukum Al Qur'an yang dituangkan dalam bentuk amalan. Al Jama'ah
yaitu Al Ummah ( Al Munjid) yaitu sekumpulan orang-orang beriman yang di
pimpin oleh imam untuk saling bekerjasama dalam hal urusan yang
penting.
Menurut istilah Ahli Sunah wal Jama'ah adalah sekelompok orang yang
mentaati sunah Rasulullah secara berjama'ah, atau satu golongan umat
islam di bawah satu komando untuk urusan agama islam sesuai dengan
ajaran Rasulullah dan para sahabatnya.
2.Syarat terbentuknya Al Jama'ah.
Secara singkat telah diterangkan oleh
Sayyidina Umar RA:
" Tidak ada islam kecuali dengan jama'ah, Tidak ada jama'ah kecuali
dengan imam, Tidak ada imam kecuali dengan Bai'at, Tidak ada bai'at
kalau tidak ada taat.
Dan bai'at bukanlah syahadat, sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang
salah, dan apalagi dengan pengkafiran diluar kelompok tersebut.
3. Terpeliharanya Islam.
Dalam masa-masa kerusakan islam Allah menunjukkan kasih sayangnya dengan
membangkitkan para mujadidnya setiap 100 tahun sekali yang meluruskan
kembali pemahaman ajaran Rasul sesuai dengan kebutuhan pemahaman mereka
saat itu hingga turunnya masa imam Mahdi.
Satu-satunya perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa kedua penulis
kadang-kadang menggunakan nama-nama berbeda untuk golongan yang sama
yang menjadi jelas ketika melihat kepercayaan-kepercayaan yang
berhubungan dengan mereka. Ini saya percaya karena kedua penulis itu
bermukim di dua kawasan yang berbeda (satu di Arabia yang lain di anak
benua Indo-Pak) dalam masa-masa yang berbeda mungkin juga
golongan-golongan yang sama telah dikenal dengan nama-nama berbeda di
daerah-daerah yang berbeda.
ini telah di upayakan untuk memasukkan berbagai nama yang diberikan bagi
golongan yang sama oleh kedua penulis itu di mana memungkinkan.
Nama Golongan dan Dasar Kepercayaan Yang Membedakan Dengan Yang Lain
1. Jarudiyah
Para pengikut dari Abul-Jarud, mereka
mempercayai nabi (s.a.w.) mencalonkan Ali (ra) sebagai Imam dengan
ciri-ciri khas beliau tapi bukan dengan nama.
2. Sulaimaniah/ Jaririyah
Para pengikut dari Sulaiman ibnu-Jarir
az-Zaidi, mereka mempercayai Imamah merupakan masalah pertemuan
(musyawarah) dan dapat dikuatkan oleh dua orang Muslim terbaik.
3. Butriyah/ Hurariyah
Mereka tidak memperselisihkan Khilafat of Utsman(r.a.), tidak pula mereka menyerang beliau atau pun memuji beliau.
4. Yaqubiyyah
Mereka menerima Khilafat dari Abu
Bakar(r.a.) dan Umar(r.a.), tapi tidak menolak (menentang) orang-orang
yang menolak para Khulafa ini. Mereka juga percaya bahwa orang Muslim
pelaku dosa-dosa besar akan berada di neraka selamanya.
5. Hanafiyah
Para pengikut dari Imam Muhammad ibnu al-Hanifah. Mereka percaya bahwa Allah mungkin mempunyai permulaan.
6. Karibiyah
Mereka percaya bahwa Imam Muhammad ibnu al-Hanifah tidak meninggal dan adalah Imam Ghaib (menghilang) dan Mahdi yang diharapkan.
7. Kamiliyah
Para pengikut dari Abu-Kamil. Mereka
mempercayai para sahabat sebagai murtad karena mereka meninggalkan
bai’at kepada Ali(r.a.) dan mengutuk Ali karena berhenti memerangi
mereka. Mereka mempercayai kembalinya orang mati sebelum hari kiamat dan
bahwa setan adalah benar dalam kelebihan api dari pada tanah.
8. Muhammadiyyah / Mughairiyah
Para pengikut dari Muhammad ibnu-’Abdullah
ibnu al-Hassan. Mereka tidak percaya bahwa Imam Muhammad ibnu ‘Abdullah
meninggal dunia dan bahwa beliau adalah Imam Ghaib dan Mahdi yang
dinantikan.
9. Baqiriyah
Para pengikut dari Muhammad ibnu ‘Ali al-Baqir. Mereka mempercayai beliau sebagai Imam Ghaib dan Mahdi yang diharapkan.
10. Nadisiyah
Mereka mempercayai bahwa orang-orang yang menganggap diri mereka lebih baik dari pada orang lain adalah kafir (tak beriman).
11. Sya’iyah
Mereka percaya bahwa orang yang telah
mengucapkan La Ilaha Illa-Llah (Tiada Tuhan yang patut disembah selain
Allah), apa pun yang dia lakukan, tak akan pernah dihukum.
12. Ammaliyah
Mereka percaya bahwa keimanan bagi seseorang adalah apa yang dia amalkan secara ikhlas.
13. Ismailiyah
Mereka mempercayai keberlangsungan Imamah di kalangan keturunan Ismail ibnu Ja’far.
14. Musawiyah / Mamturah
Mereka mempercayai Musa ibnu Ja’far sebagi Imam Ghaib dan Mahdi yang diharapkan.
15. Mubarikiyah
Mereka mempercayai keberlangsungan Imamah di kalangan keturunan dari Muhammad ibnu Ismail ibnu Ja’far.
16. Katsiyah / Itsna ‘Asyariyah (Imam dua belas)
Mereka percaya bahwa Mahdi yang diharapkan akan merupakan Imam kedua belas di antara keturunan dari ‘Ali ibnu Abi-Talib.
17. Hasyimiyah / Taraqibiyah
Mereka menisbahkan tubuh jasmani kepada Allah dan juga menuduh Nabi (s.a.w.) tidak taat kepada Allah.
18. Zarariyah
Mereka mempercayai bahwa Allah tidak hidup
tidak pula mempunyai sifat-sifat hingga Dia menciptakan kehidupan
bagi-Nya Sendiri dan sifat-sifat-Nya.
19. Yunusiyah
Para pengikut dari Yunus ibnu
‘Abdurl-Rahman al-Kummi. Mereka percaya bahwa Allah dipikul oleh para
pembawa singasana-Nya, walaupun Dia lebih kuat dari pada mereka.
20. Syaitaniyah / Syirikiyah
Mereka mempercayai pandangan bahwa amal
perbuatan hamba-hamba Allah adalah hakikat; dan seorang hamba Allah
dapat benar-benar menghasilkan satu hakikat.
21. Azraqiah
Para pengikut dari Nafi ibnu al-Azraq.
Mereka tidak mempercayai mimpi dan kasyaf yang benar (baik) dan
mendakwakan bahwa segala bentuk wahyu telah berakhir.
22. Najadat
Para pengikut dari Najdah ibn-’Amir
al-Hanafi. Mereka membatalkan hukuman bagi peminum arak juga mereka
mempercayai bahwa para pendosa dari golongan ini tidak akan dimasukkan
di neraka tapi pada suatu tempat lain sebelum diizinkan ke surga.
23. Sufriyah
Para pengikut dari Ziyad ibnu al-Asfar. Mereka mempercayai bahwa para pendosa itu sebenarnya adalah musyrik.
24. Ajaridah
Para pengikut dari Abdul Karim ibnu-Ajrad.
Mereka mempercayai bahwa seorang anak seharusnya diseru kepada Islam
sesudah ia mencapai kedewasaannya. Juga mereka mempercayai rampasan
perang itu haram hingga pemiliknya dibunuh.
25. Khazimiyah
Mereka mempercayai Allah mencintai manusia
dari semua agama bahkan jika orang telah menjadi kafir pada sebagian
besar kehidupannya.
26. Shuaibiyah / Hujjatiyah
Mereka mempercayai bahwa apa yang Allah
kehendaki sungguh terjadi tak peduli apa pun itu dan apa yang tidak
terjadi artinya itu tidak dikehendaki Allah.
27. Khalafiyah
Para pengikut dari Khalaf. Mereka tidak mempercayai perjuangan kecuali di bawah kepemimpinan seorang Imam.
28. Ma’lumiyah / Majhuliyah
Mereka percaya bahwa barang siapa yang
tidak mengenal Allah dengan seluruh nama-Nya adalah jahil terhadap Dia
dan orang yang jahil terhadap Dia adalah orang kafir.
29. Saltiyah
Para pengikut dari Salt ibnu Utsman.
Mereka percaya pada keimanan dewasa saja dan jika bapak telah masuk
Islam anak-anak dianggap kafir hingga mereka mencapai kedewasaan.
30. Hamziyah
Para pengikut dari Hamzah ibnu Akrak. Mereka percaya bahwa anak-anak orang musyrik dilaknat dengan neraka.
31. Tsa’libiyah
Para pengikut dari Tsa’labah ibnu Masykan.
Mereka percaya bahwa para orang tua tetap menjadi penjaga atas
anak-anak mereka hingga anak-anak itu menjelaskan kepada orang tua
mereka bahwa mereka berpaling dari kebenaran.
32. Ma’badiyah
Mereka tidak percaya dalam mengambil dan memberikan sedekah dari atau untuk para hamba sahaya.
33. Akhnasiyah
Mereka tidak mempercayai peperangan dikobarkan kecuali dalam pertahanan atau ketika lawan dikenali secara pribadi.
34. Syaibaniyah / Masybiyah
Para pengikut dari Syaiban ibnu Salamah al-Khariji. Mereka mempercayai Allah menyerupai makhluk-makhluk-Nya.
35. Rasyidiyah
Mereka percaya bahwa tanah yang diairi
dengan mata air, terusan atau sungai yang mengalir harus dibayarkan
zakatnya setengah bagian, sedangkan tanah yang diairi hanya dengan hujan
harus dibayarkan zakat seluruhnya.
36. Mukarramiyah / Tehmiyah
Para pengikut dari Abu-Mukarram. Mereka
percaya bahwa kejahilan merupakan kekafiran. Juga bahwa permusuhan atau
persahabatan dari Allah tergantung pada keadaan keimanan seseorang pada
kematiannya.
37. Ibadiyah / Af’aliyah
Menganggap Abdullah ibnu Ibad sebagai Imam
mereka. Mereka mempercayai amal-amal baik yang dilakukan tanpa niat
membuat Allah ridha.
38. Hafsiyah
Menganggap Hafs ibnu abil Mikdam sebagai
Imam mereka. Mereka percaya bahwa hanya Allah yang mengetahui seseorang
bebas dari kemusyrikan.
39. Haritsiyah
Para pengikut dari Harits ibnu Mazid al-Ibadi. Mereka percaya bahwa kemampuan mendahului perbuatan-perbuatan.
40. Ashab Ta’ah
Mereka percaya bahwa Allah dapat mengutus seorang nabi tanpa memberinya suatu tanda untuk membuktikan kebenarannya.
41. Syabibiyah / Salihiyah
Para pengikut dari Syabib ibnu Yazid as-Syaibani. Mereka mempercayai Imamah dari seorang wanita bernama Ghazalah.
42. Wasiliyah
Para pengikut dari Wasil ibnu-’Ata
al-Ghazza. Mereka mempercayai bahwa orang-orang yang melakukan dosa-dosa
besar akan dihukum di neraka tapi masih tetap sebagai orang-orang yang
beriman.
43. ‘Amriyah
Para pengikut dari ‘Amr ibnu Ubaid
ibn-Bab. Mereka menolak kesaksian yang sah dari khalayak umum demi
mendukung pihak mereka dalam perang Jamal (unta).
44. Hudhailiyah / Faniyah
Para pengikut dari Abu-al-Hudhail Muhammad
ibnu al-Hudhail. Mereka percaya bahwa neraka dan surga kedua-duanya
akan binasa dan bahwa ketetapan Allah dapat berhenti, yang pada waktu
itu Allah tidak akan lagi menjadi penguasa.
45. Nazzamiyah
Para pengikut dari Abu-Ishaq Ibrahim
ibn-Saiyar. Mereka tidak percaya pada mukjizat alami Al-Qur-an Suci
tidak pula mereka mempercayai mukijzat Nabi Suci(s.a.w.) seperti
pembelahan bulan.
46. Mu’ammariyah
Mereka mempercayai bahwa Allah tidak
menjadikan kehidupan tidak pula kematian tapi itu merupakan tindakan
alami dari tubuh yang hidup.
47. Basyriyah
Para pengikut dari Basyr ibnu al-Mu’tamir.
Mereka percaya bahwa Allah mungkin mengampuni dosa-dosa manusia dan
mungkin mengubah keputusan tentang pengampunan-Nya dan menghukumnya jika
dia membangkang lagi.
48. Hisyamiyah
Para pengikut dari Hisyam ibnu ‘Amr
al-Futi. Mereka percaya bahwa jika satu masyarakat Muslim bersepakat
perlunya Imam dan jika ia memberontak dan membunuh Imam, hendaknya tak
seorang pun yang dipilih sebagai Imam selama pemberontakan.
49. Murdariyah
Para pengikut dari Isa ibnu Sabih. Mereka percaya bahwa berhubungan dekat dengan Sultan (penguasa) membuat orang jadi kafir.
50. Ja’friyah
Para pengikut dari Ja’far ibnu Harb dan
Ja’far ibnu Mubasysyir. Mereka percaya bahwa minum arak tak dapat
dihukum dan bahwa hukuman neraka dapat diduga dengan proses mental.
51. Iskafiyah
Para pengikut dari Muhammad ibnu Abdallah
al-Iskafi. Mereka percaya bahwa Allah mempunyai kekuasaan untuk memaksa
anak-anak dan orang-orang gila tapi tidak kepada orang-orang yang
mempunyai akal sempurna.
52. Tsamamiyah
Para pengikut dari Tsamamah ibnu Asyras
al-Numairi. Mereka percaya bahwa dia yang Allah tidak paksa untuk
mengenal-Nya, tidak dipaksa untuk mengenal dan digolongkan dengan
hewan-hewan yang tidak bertanggung jawab.
53. Jahiziayh
Para pengikut dari ‘Amr ibnu Bahr al-Jahiz. Mereka percaya bahwa Allah dapat menciptakan sesuatu tapi tak dapat melenyapkannya.
54. Syahhamiyah / Sifatiyah
Para pengikut dari Abu-Yaqub al-Syahham.
Mereka percaya setiap sesuatu ditakdirkan dengan dua takdir, satu
Pencipta dan yang lain penerima.
55. Khaiyatiyah / Makhluqiyah
Para pengikut dari Abu-al-Husain
al-Khaiyat. Mereka percaya bahwa setiap sesuatu yang tidak ada merupakan
satu tubuh sebelum ia muncul, seperti manusia sebelum kelahiranya
adalah tubuh dalam ketiadaan. Juga setiap sifat menjadi ada ketika ia
mengadakan kemunculannya.
56. Ka’biyah
Para pengikut dari Abu-Qasim Abdullah ibnu
Ahmad ibnu Mahmud al-Banahi dikenal sebagai al-Ka’bi. Mereka percaya
bahwa Allah tidak melihat Diri-Nya Sendiri tidak pula orang lain kecuali
dalam perasaan bahwa Dia mengetahui Diri-Nya Sendiri dan yang lain.
57. Jubbaiyah
Para pengikut dari Abu-’Ali al-Jubbai.
Mereka percaya bahwa Allah mengikuti hamba-hamba-Nya ketika Dia memenuhi
keinginan mereka.
58. Bahsyamiyah
Para pengikut dari Abu-Hasyim. Mereka
percaya bahwa orang yang berniat untuk berbuat buruk, walau dia mungkin
tidak melakukannya, dianggap berbuat jahat dan menerima hukuman.
59. Ibriyah.
Mereka percaya bahwa Nabi Suci Muhammad (s.a.w.)adalah seorang bijak tapi bukan seorang nabi.
60. Muhkamiyah
Mereka percaya bahwa Tuhan tak punya kendali atas makhluk-makhluk-Nya.
61. Qabariyyah
Mereka tidak percaya azab kubur.
62. Hujjatiyah
Mereka tidak percaya pada hukuman
(balasan) bagi perbuatan atas dasar bahwa karena setiap sesuatu
ditakdirkan maka apa pun yang orang lakukan dia tidak bertanggung jawab
untuk itu.
63. Fikriyyah
Mereka percaya bahwa amal Dzikr and Fikr (ingat dan berpikir tentang Allah) adalah lebih baik dari pada ibadah.
64. ‘Aliwiyah / Ajariyah
Mereka percaya bahwa Hadhrat Ali(ra.) berbagi kenabian dengan Muhammad (s.a.w.).
65. Tanasikhiya
Mereka percaya pada penitisan ruh.
66. Raji’yah
Mereka percaya bahwa Hadhrat Ali ibnu Abi-Talib akan kembali ke dunia ini.
67. Ahadiyah
Mereka percaya pada Fardhu (wajib) dalam agama tapi menolak sunnah.
68. Radidiyah
Mereka percaya bahwa dunia ini akan hidup (ada) selamanya.
69. Satbiriyah
Mereka tidak percaya pada penerimaan taubat.
70. Lafziyah
Mereka percaya bahwa Al-Qur-an adalah
bukan kalam Tuhan tapi hanya artinya dan inti sarinya adalah kalam
Tuhan. Kata-kata dari Al-Qur-an adalah hanya perkataan orang yang
menuturkan.
71. Asyariyah
Percaya bahwa Qiyas (mengambil misal) adalah salah dan mengandung kekafiran.
72. Bada’iyah
Mereka percaya bahwa taat kepada Amir adalah wajib tak peduli apa pun yang dia perintahkan.
Adapun untuk pembagianya sebagai berikut
1. Mu'tazilah :20
2. Syiah : 20
3. Khawarij : 07
4. Murjiah : 05
5. Nujariyah : 03
6. Jabariyah : 01
7. Musyabbahah : 01
8. Najiyah : 01
1.Golongan Muktazilah
terbagi menjadi dua puluh kelompok , iaitu:
1. Al Washiliyah
2. Al Amriyah
3. Al Hudzailiyah
4. An-Nizhamiyah
5. Al Aswariyah
6. Al lskafiyah
7. Al Ja'fariyah
8. Al Basyariyah
9. Al Mizdariyah
10. Al Hisyamiyah
11. Ash-Shalihiyah
12. Al Khithabiyah
13. Al Hadbiyah
14. Al Ma'mariyah
15. Ats-Tsamaniyah
16. Al Khiyathiyah
17. Auahiziyah
18. Al Ka'biyyah
19. Al Jabaiyah
20. Al Bahsyamiyah
Ahli Kalam (Mutakallimin)
Ahli
kalam ialah golongan dari kelompok yang keluar dari Muktazilah yang
mengikuti Ahlu Sunah Wal Jamaah tetapi masih berpegang kepada tauhid
Muktazilah. Mereka kebanyakannya dari kelompok hizbiyyun Asyairah
(berasal dari Muktazilah) dan Suffiyah (berasal dari Syiah). Ahli-ahli
Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik) dalam mentakwil
al-Quran dan hadis. Kelompok ini pula berpecah lagi menjadi ahli
falsafah apabila bergabung dengan sufi.
Imam Syafi’i ketika
memasuki kota Mesir mengatakan, “Kami tinggalkan kota Baghdad
sementara di sana kaum zindiq (menyeleweng; aliran yang tidak percaya
kepada Tuhan, berasal dari Persia; orang yang menyelundup ke dalam
Islam, berpura-pura –menurut Leksikon Islam, 2, hal 778) telah
mengadakan sesuatu yang baru yang mereka namakan assama’ (nyanyian).
Kaum
zindiq yang dimaksud Imam Syafi’i adalah orang-orang sufi. Dan
assama’ yang dimaksudkan adalah nyanyian-nyanyian yang mereka
dendangkan. Sebagaimana dimaklumi, Imam Syafi’i masuk Mesir tahun
199H.
Perkataan Imam Syafi’i ini mengisyaratkan bahwa masalah
nyanyian merupakan masalah baru. Sedangkan kaum zindiq tampaknya sudah
dikenal sebelum itu. Alasannya, Imam Syafi’i sering berbicara
tentang mereka di antaranya beliau mengatakan:
“Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum dhuhur ia menjadi orang yang dungu.”
Dia
(Imam Syafi’i) juga pernah berkata: “Tidaklah seseorang menekuni
tasawuf selama 40 hari, lalu akalnya (masih bisa) kembali normal
selamanya.” (Lihat Talbis Iblis, hal 371).
Di antaranya
ketika seseorang datang kepadanya sambil meminta fatwa tentang
perkataan Al-Harits Al-Muhasibi (tokoh sufi, meninggal 857M). Lalu
Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
“Aku nasihatkan kepadamu, janganlah duduk bersama mereka (duduk dalam majlis Al-Harits Al-Muhasibi)”.
Imam
Ahmad memberi nasihat seperti itu karena beliau telah melihat
majlis Al-Harits Al-Muhasibi. Dalam majlis itu para peserta duduk
dan menangis –menurut mereka– untuk mengoreksi diri. Mereka berbicara
atas dasar bisikan hati yang jahat.
2.Golongan Syiah
pertama kali terbagi menjadi tiga kelompok
1. Ghulah
2. Zaidiyah
3. Imamiyah
terbagi menjadi delapan belas kelompok kecil, iaitu:
Golongan Syiah Al Ismailiyah
terbagi menjadi ke dalam enam kelompok kecil, iaitu:
terbagi menjadi tiga kelompok, iaitu:
Golongan Al Imamiyah
Hanya ada satu kelompok. Di antaranya:
Suatu kaum terlalu mengagungkan para guru (syaikh) mereka, hingga
menyifatkan mereka dengan hal-hal yang tidak mereka miliki. Orang pandai
dari mereka menganggap tidak ada wali bagi Allah yang lebih besar
daripada fulan, bahkan mungkin menutup pintu kewalian dari seluruh umat
kecuali orang yang disanjungnya. Ini adalah kebatilan mutlak dan keji,
kerana orang-orang terakhir selamanya tidak akan mencapai martabat
orang-orang terdahulu, sebab sebaik-baik zaman adalah zaman orang-orang
yang melihat Rasulullah dan beriman kepadanya, kemudian orang-orang
setelahnya, dari ini berlalu sampai Hari Kiamat.
Pemeluk Islam yang paling kuat memegang
agama serta melaksanakan ajaran dan keyakinan adalah orang-orang pada
masa awal Islam, kemudian terus menurun sedikit demi sedikit sampai
akhir dunia. Kebenaran tidak akan hilang secara menyeluruh, pasti ada
kelompok yang tetap melaksanakan dan meyakininya serta mengerjakan
tuntutannya sesuai kadar keimanan mereka. Tetapi, segala sisinya tidak
seperti keadaan orang-orang pertama Islam, kerana seandainya salah
seorang dari orang-orang terakhir berinfak emas sebesar gunung Uhud,
maka ia tidak akan mencapai nilai satu mud Uhud yang dikeluarkan oleh
sahabat Rasulullah, bahkan setengahnya pun tidak. Yang demikian dalam
hal harta, dan begitu pula pada seluruh cabang keimanan berdasarkan
bukti percobaan yang biasa.
Pada awal kitab yang lalu telah dijelaskan
bahawa agama akan terus merosot, dan hal ini tidak diragukan lagi
keasliannya. Hal ini menurut Ahlus-Sunnah wal Jamaah. Laki, mengapa
setelah itu ia berkeyakinan bahawa dirinya adalah wali penghuni bumi dan
tidak ada wali selainnya? Kebodohanlah yang mendominasi, kerana
berlebih-lebihan dalam pengagungan dan fanatik terhadap golongan akan
membentuk orang sepertinya atau lebih parah darinya.
Orang menengah dari mereka menganggap
bahawa ia sama dengan Nabi, akan tetapi ia tidak mendapatkan wahyu.
Sebuah berita sampai kepadaku dari kalangan orang yang berlebih-lebihan
dalam menyanjung guru mereka dan mengusung tarekatnya menurut
persangkaan mereka, seperti yang didakwa oleh murid-murid Al Hallaj
(secara objektif) tentang guru mereka. Sementara orang-orang yang
berlebih-lebihan menganggap lebih keji dari itu, seperti yang didakwa
sahabat-sahabat Al Hallaj tentangnya.
Salah seorang guru yang adil dan jujur
dalam penukilan meriwayatkan kepadaku, ia berkata: Aku pernah tinggal
beberapa masa pada salah satu pedalaman desa yang di dalamnya terdapat
banyak kelompok yang seperti itu. Suatu hari aku keluar dari rumahku
untuk menyelesaikan beberapa urusan, lalu aku melihat dua orang sedang
duduk. Aku mengira keduanya sedang membicarakan beberapa cabang tarekat
mereka, maka aku mendekati keduanya secara sembunyi-sembunyi untuk
mendengar percakapan mereka, —kerana kebiasaan mereka adalah
menyembunyikan rahsia mereka— maka aku mendengar keduanya berbicara
tentang guru mereka dan kebesarannya di mata mereka; bahawa tidak ada
seorang pun di dunia ini yang sepertinya. Keduanya terlihat sangat
bangga dan bahagia dengan pertemuan ini. Kemudian salah seorang dari
keduanya berkata kepada yang lain, "Apakah kamu suka kebenaran? Ia
adalah nabi." Orang yang satunya menjawab, "Benar, inilah kebenaran."
Lalu aku pergi dari tempat itu dengan berlari kerana takut akan turunnya
bencana bersama mereka.
Ini adalah ciri Syi'ah Imamiyyah, dan
seandainya tidak kerana sikap berlebih-lebihan dalam agama; bersekongkol
untuk memenangkan mazhab dan cinta terhadap pembuat bid'ah, maka hal
itu tidak akan mempengaruhi akal seorang pun. Akan tetapi Nabi bersabda,
"Sungguh kalian akan mengikuti sunah-sunah umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, lalu sehasta demi sehasta."
Mereka berlebih-lebihan seperti
orang-orang Nasrani yang berlebih-lebihan terhadap Isa AS, mereka
berkata, 'Sesungguhnya Allah adalah Isa bin Maryam,' maka Allah
berfirman, 'Katakanlah, 'Hai Ahli Kitab, Janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya
(sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan
(manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. "(Al Maa' idah:
77)
Dalam sebuah hadits dijelaskan,
"Janganlah
kalian berlebih-lebihan memujiku seperti orang-orang Nasrani memuji Isa
bin Maryam, tapi katakanlah, 'Hamba Allah dan utusan Allah'."
Orang
yang memperhatikan kelompok-kelompok ini pasti akan mendapatkan
bid'ah-bid'ah dalam banyak masalah furu 'syariah, kerana apabila bid'ah
masuk pada hal-hal yang bersifat ushul, maka akan mudah masuk pada
hal-hal yang bersifat furu'.
3.Golongan Khawarij
terbagi menjadi tujuh kelompok, iaitu:
1. Al Mahkamiyah
2. Al Baihasiyah
3. Al Azariqah
4. An-Najdat
5. Al Abadhiyah
terbagi menjadi empat kelompok, iaitu:
6. Al Ajaridah
terbagi menjadi sebelas kelompok, di antaranya iaitu:
Ats-Tsa'labiyah terbagi lagi menjadi empat kelompok, iaitu:
Jadi, semuanya berjumlah enam puluh dua kelompok.
4.Golongan Murjiah
terbagi menjadi lima kelompok, iaitu:
1. Al Ubaidiyah
2. Al Yunusiyah
3. Al Ghasaniyah
4. Ats-Tsaubaniyah
5. Ats-Tsaumaniyah
5.Golongan An-Nujariyah
terbagi menjadi tiga kelompok, iaitu:
1. Al Barghutsiyah
2. Az-Za'faraniyah
3. Al Mustadrakah
6.Al Jabariyah
terbagi menjadi satu kelompok.
7.Al Musyabbahah
terbagi menjadi satu kelompok.
8.An- Najiyah
Terbagi menjadi satu klompok
Jumlah ini sesuai dengan penjelasan dalam hadis shahih.
Puak Bid’ah Tegar (Mubtadi)
Sekelompok
ulama mengatakan bahawa akar bid'ah ada empat golongan selain sufiyyah.
Seluruh kelompok yang berjumlah tujuh puluh dua kelompok ini merupakan
pecahan dari empat golongan tersebut. Mereka adalah
1. Khawarij,
2. Rawafidh (Rafidhah),
3. Al Qadariyah, dan
4. Al Murji'ah.
5. Sufi
Yusuf
bin Asbath berkata, "Kemudian masing-masing kelompok tersebut terpecah
menjadi delapan belas kelompok, sehingga semuanya menjadi tujuh puluh
dua kelompok. Sedangkan kelompok yang ketujuh puluh tiga adalah Firqah
An-Najiyah."
Khawarij Paling Hampir Dengan Syiah
Pada
kelompok yang telah diperingatkan oleh syariat, seperti kaum Khawarij.
Kelompok yang paling dekat dengan mereka adalah kelompok Syiah. Al Mahdi
Al Maghribi. Pada mereka ini tampak jelas dua hal yang diberitahukan
oleh Rasulullah mengenai kaum Khawarij:
a. Membaca Al Qur’an namun bacaan Al Qur’annya tidak melewati kerongkongan mereka.
b. Memerangi ahlul Islam (kaum Muslim)
dan membiarkan para penyembah berhala. Mereka memerangi kaum Muslim
dengan cara takwilan yang rosak terhadap nash-nash (Al Qur’an dan
hadis). Mereka mengasingkan diri dan tidak mahu memerangi orang-orang
kafir, baik dari kaum Nasrani, kelompok yang ada di sekitarnya, mahupun
kelompok lainnya (yang sesat).
c.
Membaca Al Qur’an dan membacakannya (kepada orang lain) hingga mereka
membuat hal-hal (hukum) baru dalam Al Qur’an, padahal mereka tidak
memahaminya dan tidak mengetahui maksud dari ajaran Al Qur’an tersebut.
Oleh kerana itu, mereka membuang jauh-jauh kitab-kitab para ulama dan
menyebut kitab-kitab tersebut sebagai kitab yang hanya berdasarkan
logika. Mereka membakar dan merobek kulit Al Qur’an. Padahal, para ulama
ahli fiqihlah yang bertugas menjelaskan makna-makna yang terdapat dalam
Al Qur’an dan Sunnah, yang mereka tuangkan dalam kitab-kitab mereka
dengan cara yang sepatutnya.
d.
Menganggap para ulama sebagai kaum Mujassimun (kelompok yang mengatakan
bahawa Allah memiliki jism [tubuh]). Mereka juga menganggap ulama-ulama
bukanlah orang-orang yang mengesakan Allah.
Puak Bukan Ahli Bid’ah
Seperti yang dikatakan oleh Ath-Tharthusyi, mereka yang tidak digolongkan sebagai ahli bid'ah. Contoh:
1.
Golongan Qadariyah, mereka menafikan aradh. Alasannya, tidak ada cara
untuk mengetahui proses terjadinya alam dan Sang Pencipta selain dengan
menetapkan aradh tersebut.
2. Golongan Al Haluliyah.
3. Golongan An-Nashiriyah.
4. Kelompok-kelompok Syiah Ghulah.
Tentang kaum Qadariyah terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Umar, bahawa Rasulullah bersabda,
عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْقَدَرِيَّةُ
مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ وَإِنْ
مَاتُوا فَلَا تَشْهَدُوهُمْ
"Kaum
Qadariyah merupakan Majusi umat ini (Islam). Jika mereka sakit maka
janganlah kalian menjenguk mereka, dan jika mereka meninggal dunia maka
janganlah kalian menyaksikan (menguburkan)nya." (Hadis Riwayat Abu Daud
dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Hudzaifah, bahawa Rasulullah bersabda,
"Pada
setiap umat terdapat kaum Majusi. Sedangkan Majusi umat ini adalah
mereka yang berkata, 'Tidak ada qadr. 'Jika ada di antara mereka yang
meninggal dunia, maka janganlah kalian menyaksikan (menguburkan) jenazah
mereka. Jika ada yang sakit dari mereka, maka janganlah kalian
menjenguknya. Mereka adalah kelompok Dajjal. Hak Allah untuk
mengkategorikan mereka sebagai Dajjal."
Hadis
ini menurut ahlu naql {ahli hadis) tidak shahih. Penulis kitab Al
Mughni berkata, "Tidak ada yang shahih sedikit pun dalam hadis itu."
صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَيْسَ لَهُمَا فِي الْإِسْلَامِ نَصِيبٌ الْمُرْجِئَةُ وَالْقَدَرِيَّةُ
"Dua
kelompok dari ummatku yang keduanya tidak termasuk bahagian dari Islam
iaitu Al Qadariyah dan Murji'ah." (Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal dan yang lain secara marfu bahawa Rasulullah bersabda,
"
Golongan Qadariyah dan Murjiah dilaknat oleh lisan tujuh puluh nabi.
Nabi yang terakhir di antara mereka (yang melaknat) adalah Muhammad."
يَقُولُ إِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي مَسْخٌ وَقَذْفٌ وَهُوَ فِي الزِّنْدِيقِيَّةِ وَالْقَدَرِيَّةِ
Akan
ada pada umatku Maskh (mereka yang dirubah rupanya dengan rupa haiwan)
dan Qadzaf (yang menuduh orang baik berbuat keji) iaitu pada orang-orang
Zindik dan Qadariyah." (Hadis Riwayat Ahmad).
SUMBER : http://risalahhaty.blogspot.com/2013/01/73-golongan-agama-islam.html